Goresan pena oleh seseorang di atas
kertas yang menjadikan kertas itu tak lagi bersih, mungkin adalah anggapan
sederhana orang tentang menulis. Bukan sebuah kesalahan jika kegiatan menulis
diartikan menjadi kegiatan ‘mengotori kertas’. Tetapi, lebih sempit dari itu,
kegiatan menulis memberikan makna tersendiri bagi sang penulis dan mungkin saja
sang pembaca. Dalam tulisan tersebut, penulis dapat mengekspresikan emosinya
dengan lebih terkendali dan pembacanya dapat mengerti apa yang sedang dirasakan
serta dimaksud sang penulis dalam tulisannya.
Memang terkesan tidak begitu menarik
bagi sebagian orang, tetapi bagi sebagian yang lain hal tersebut berbeda. Alasan
yang melatarbelakangi perbedaan itu juga beragam, mungkin orang menulis karena
dituntut agar mendapatkan uang, atau sekedar hobi yang bahkan tidak ingin
satupun membaca tulisannya. Berbeda juga denganku, hanya berawal dari pujian
guru SDku yang mengatakan bahwa aku pintar menyusun kata-kata, aku sudah besar
kepala. Kakak perempuanku pernah mengatakan bahwa menjadi penulis itu cepat
kaya, tetapi kakakku melanjutkan kalimatnya “kalau bukunya best seller”. Mendengar orang-orang berbicara seperti itu, muncul
keinginanku menjadi seorang penulis. Pada awalnya keinginan itu aku anggap
sebatas hobi, tetapi seiring berjalannya waktu aku ingin orang dapat
terinspirasi atau termotivasi lewat tulisan-tulisanku sampai aku menyadari
untuk mewujudkannya bukanlah hal yang mudah.
Ketika umurku beranjak menjadi
sembilan tahun, kakakku memberi hadiah sebuah buku harian kecil berwarna biru
bergambar ‘pink hana’, salah satu tokoh yang aku suka. Aku merasa senang
mendapatkan hadiah itu, kemudian aku menuliskan semua yang aku rasakan dan aku
lalui setiap hari dalam buku tersebut. Tentu saja buku itu terisi penuh dengan
cepat, lalu aku selalu membeli buku harian baru setiap aku selesai memenuhi
buku harianku sebelumnya. Kegiatan itu aku lakukan hingga SMP, buku harian
terakhirku berwarna hijau dan memiliki kotak khusus. Buku tersebut belum juga
penuh, semakin lama aku lebih suka menulis sebuah cerpen.
Sebelum aku berhenti menulis dalam
buku harian, aku sudah beberapa kali menulis cerpen. Selain itu, kakakku
memiliki aplikasi untuk menulis buku harian elektronik dan tentu saja aku
sangat tertarik. Tetapi, karena aku tidak memiliki laptop pribadi, aku jarang
menulis buku harian elektronik itu dan lebih menyukai mencoret-coret kertas
dengan rancangan cerpenku. Beberapa kali aku mengikuti lomba di majalah dan
mencari-cari info lain tentang lomba menulis cerpen tetapi belum pernah ada
juara yang aku raih dari perlombaan menulis cerpen. Satu kali tulisanku dimuat
di majalah Bobo, tetapi tulisan itu adalah kisah pengalaman mengikuti
perlombaan ketika memperingati hari kemerdekaan, bukan sebuah cerpen. Meskipun
seperti itu, aku tetap merasa senang mendapat hadiah kaos dan handuk ‘bobo’.
Seperti cerpen, aku pernah membuat
cerita yang lebih panjang layaknya novel. Teman-temanku SMP satu kelas selalu
menantikan kelanjutan kisah yang aku tulis setiap harinya, mereka bilang
menyukai tulisanku dan tulisanku itu bagus. Aku berpikir lain ketika aku mengulang
membaca tulisanku, aku berpikir tulisan panjangku bagaikan sinetron dengan
cerita yang rumit. Aku mengulang membacanya ketika aku SMA, berharap dapat
membuat novel yang lebih baik dari yang pernah aku tulis.
Harapan dapat membuat novel yang
lebih baik belum bisa aku realisasikan. Ternyata menjadi anak SMA tidak
memiliki banyak waktu seperti halnya masa SMPku, terlebih aku sekolah di luar
kota waktu SMA. Ketika SMA, aku memilih ekstrakulikuler ‘jurnalis’ bagian
majalah karena aku ingin hobiku menulis bisa dibaca orang lain dalam sebuah
majalah. Mengikuti ekstra tersebut memberiku banyak ilmu terutama dari
pengalaman para alumni, walaupun dalam organisasi aku hanya senang dengan
beberapa kegiatan yang menurutku menarik dan aku bukanlah anggota yang aktif.
Mengikuti lomba cerpen masih aku ikuti dan seperti biasa aku belum mendapatkan
apresiasi sebagai penulis cerpen terbaik. Menulis untuk dikirimkan bukan hal
yang mudah, kemudian aku mengenal blog dan menuliskan beberapa tulisanku di
dalamnya. Saat ini blog tersebut terlihat usang, sudah lama semenjak terakhir
aku membukanya untuk menghapus beberapa postingan untuk kepentingan tugas
sekolah membuat blog.
Menekuni sesuatu dan bertahan di
dalamnya bukanlah hal yang mudah. Dalam suatu seminar, secara tidak sengaja
pembicara memberikanku pengeras suara dan menanyakan cita-citaku. Aku hanya
menjawab ‘penulis’ lalu dengan lantang sang pembicara menyuruhku menyebutkan
cita-cita yang lebih spesifik, “aku ingin menjadi penulis terkenal yang dapat
menginspirasi orang lain lewat tulisan-tulisanku,” seisi aula bertepuk tangan
dan mendoakanku. Mendapat kejadian (bukan) kebetulan seperti itu membuatku
seakan memiliki janji untuk benar-benar menjadikannya kenyataan.
Aku tiak memiliki banyak cara untuk
menjadi penulis terkenal karena menurutku semua itu memang pasti membutuhkan
waktu yang panjang sehingga yang aku lakukan hanya terus membuat cerpen untuk
aku kirimkan lomba. Belum ada satu diantara cerpenku yang berhasil, sedangkan
untuk membuat novel aku masih sulit menyelesaikannya karena sering menganggap
tulisanku kurang baik untuk ukuran sebuah novel. Sahabatku mengerti apa yang
aku rasakan tentang tulisanku dan berkata, “kenapa tulisanmu nggak langsung kamu
kirim saja ke penerbit? Coba aja”.
Ketika aku menemukan tentang
‘rasibook’ dari perlombaan artikel ini, aku menelusuri informasi melalui link http://www.rasibook.com/p/tentang-kami.html dan ternyata rasibook merupakan
penerbit yang membantu para penulis berkeinginan memulai karirnya untuk
menerbitkan bukunya secara self
publishing. Semangat menyelesaikan novel selama ini muncul dan tentunya
dengan terget dapat mengirim naskah ke rasibook. Keinginan sebagai apapun kita
kelak, aku yakin tidak pernah ada alasan untuk berhenti berusaha meraihnya.
Jika memang berhenti adalah pilihan berat yang terpaksa harus dipilih, maka
harus ada janji untuk bangkit dan memulainya kembali. Semangat untuk para pemimpi
dalam mengejar impian-impian kalian!!
Salut sama semangatnya, semoga bisa terwujud mimpinya :-) :-) :-)
BalasHapusAmiin..terima kasih doanya :)
HapusSemangat kawan.. jangan pernah berhenti..!! Jika memangvterlanjur basah, knapa tk mnikmatinya dengan berenang.. :-D
BalasHapusKelak akku ingin menuliskan komentarku d sampul" novelmu.. terus berkarya.. :-D
Terima kasih mbaakk :) aku akan berusaha buat bikin novel ituuu ><
Hapussyemangaat jeel :D
BalasHapusterima kasiiihhh :) :) :)
Hapuswaaaaw amaaziiing jeeel.. :D
BalasHapusPlis deh nel .-.
HapusMenekuni sesuatu dan bertahan di dalamnya bukanlah hal yang mudah
BalasHapusbener jleee seng iki
semangaaattt mujleeeee :)
Ahaha..okee :D (y)
Hapussemangatt mujel :) :)
BalasHapusSip (y) makasii dukunganya :D
Hapus(y) it
BalasHapus