Redmi Xiaomi Hustlin Case: Redmi Xiaomi Hustlin Case design by Ghny. Floral case combine with a gold typography print, this case strong, and won't scratch your phone, also available for iPhone 4/4s/5/5s/5c, Samsung Galaxy Note 2, 3, Samsung Galaxy S3, S4, S5, Samsung Galaxy Grand.
Find this cool stuff here: http://zocko.it/LHyxw
Mumu's Project
Minggu, 21 Desember 2014
Polar Bear Sweater
Polar Bear Sweater: Polar Bear Premium Sweater by Auburn & Ginger. A super lovely and must have sweater! Made from good material with a cute color, make this sweater one of your favorite, who doesn't want a cute polar bear hanging on your shoulder?
Find this cool stuff here: http://zocko.it/LHyx8
Find this cool stuff here: http://zocko.it/LHyx8
Finn iPhone 6 Plus Case
Finn iPhone 6 Plus Case: Finn iPhone 6 Plus Case by TYRP. Red case with Finn the human from adventure time print, this case sure is cool, also available for iPhone 4/4S, 5/5S, 5C, 6, Samsung Galaxy Note 2, 3, Samsung Galaxy S3, S4, S5, Samsung Galaxy Grand, Redmi Xiaomi S1, and Redmmi Xiaomi Note.
Find this cool stuff here: http://zocko.it/LHywh
Find this cool stuff here: http://zocko.it/LHywh
Jumat, 31 Oktober 2014
Impian Menjadi Penulis
Goresan pena oleh seseorang di atas
kertas yang menjadikan kertas itu tak lagi bersih, mungkin adalah anggapan
sederhana orang tentang menulis. Bukan sebuah kesalahan jika kegiatan menulis
diartikan menjadi kegiatan ‘mengotori kertas’. Tetapi, lebih sempit dari itu,
kegiatan menulis memberikan makna tersendiri bagi sang penulis dan mungkin saja
sang pembaca. Dalam tulisan tersebut, penulis dapat mengekspresikan emosinya
dengan lebih terkendali dan pembacanya dapat mengerti apa yang sedang dirasakan
serta dimaksud sang penulis dalam tulisannya.
Memang terkesan tidak begitu menarik
bagi sebagian orang, tetapi bagi sebagian yang lain hal tersebut berbeda. Alasan
yang melatarbelakangi perbedaan itu juga beragam, mungkin orang menulis karena
dituntut agar mendapatkan uang, atau sekedar hobi yang bahkan tidak ingin
satupun membaca tulisannya. Berbeda juga denganku, hanya berawal dari pujian
guru SDku yang mengatakan bahwa aku pintar menyusun kata-kata, aku sudah besar
kepala. Kakak perempuanku pernah mengatakan bahwa menjadi penulis itu cepat
kaya, tetapi kakakku melanjutkan kalimatnya “kalau bukunya best seller”. Mendengar orang-orang berbicara seperti itu, muncul
keinginanku menjadi seorang penulis. Pada awalnya keinginan itu aku anggap
sebatas hobi, tetapi seiring berjalannya waktu aku ingin orang dapat
terinspirasi atau termotivasi lewat tulisan-tulisanku sampai aku menyadari
untuk mewujudkannya bukanlah hal yang mudah.
Ketika umurku beranjak menjadi
sembilan tahun, kakakku memberi hadiah sebuah buku harian kecil berwarna biru
bergambar ‘pink hana’, salah satu tokoh yang aku suka. Aku merasa senang
mendapatkan hadiah itu, kemudian aku menuliskan semua yang aku rasakan dan aku
lalui setiap hari dalam buku tersebut. Tentu saja buku itu terisi penuh dengan
cepat, lalu aku selalu membeli buku harian baru setiap aku selesai memenuhi
buku harianku sebelumnya. Kegiatan itu aku lakukan hingga SMP, buku harian
terakhirku berwarna hijau dan memiliki kotak khusus. Buku tersebut belum juga
penuh, semakin lama aku lebih suka menulis sebuah cerpen.
Sebelum aku berhenti menulis dalam
buku harian, aku sudah beberapa kali menulis cerpen. Selain itu, kakakku
memiliki aplikasi untuk menulis buku harian elektronik dan tentu saja aku
sangat tertarik. Tetapi, karena aku tidak memiliki laptop pribadi, aku jarang
menulis buku harian elektronik itu dan lebih menyukai mencoret-coret kertas
dengan rancangan cerpenku. Beberapa kali aku mengikuti lomba di majalah dan
mencari-cari info lain tentang lomba menulis cerpen tetapi belum pernah ada
juara yang aku raih dari perlombaan menulis cerpen. Satu kali tulisanku dimuat
di majalah Bobo, tetapi tulisan itu adalah kisah pengalaman mengikuti
perlombaan ketika memperingati hari kemerdekaan, bukan sebuah cerpen. Meskipun
seperti itu, aku tetap merasa senang mendapat hadiah kaos dan handuk ‘bobo’.
Seperti cerpen, aku pernah membuat
cerita yang lebih panjang layaknya novel. Teman-temanku SMP satu kelas selalu
menantikan kelanjutan kisah yang aku tulis setiap harinya, mereka bilang
menyukai tulisanku dan tulisanku itu bagus. Aku berpikir lain ketika aku mengulang
membaca tulisanku, aku berpikir tulisan panjangku bagaikan sinetron dengan
cerita yang rumit. Aku mengulang membacanya ketika aku SMA, berharap dapat
membuat novel yang lebih baik dari yang pernah aku tulis.
Harapan dapat membuat novel yang
lebih baik belum bisa aku realisasikan. Ternyata menjadi anak SMA tidak
memiliki banyak waktu seperti halnya masa SMPku, terlebih aku sekolah di luar
kota waktu SMA. Ketika SMA, aku memilih ekstrakulikuler ‘jurnalis’ bagian
majalah karena aku ingin hobiku menulis bisa dibaca orang lain dalam sebuah
majalah. Mengikuti ekstra tersebut memberiku banyak ilmu terutama dari
pengalaman para alumni, walaupun dalam organisasi aku hanya senang dengan
beberapa kegiatan yang menurutku menarik dan aku bukanlah anggota yang aktif.
Mengikuti lomba cerpen masih aku ikuti dan seperti biasa aku belum mendapatkan
apresiasi sebagai penulis cerpen terbaik. Menulis untuk dikirimkan bukan hal
yang mudah, kemudian aku mengenal blog dan menuliskan beberapa tulisanku di
dalamnya. Saat ini blog tersebut terlihat usang, sudah lama semenjak terakhir
aku membukanya untuk menghapus beberapa postingan untuk kepentingan tugas
sekolah membuat blog.
Menekuni sesuatu dan bertahan di
dalamnya bukanlah hal yang mudah. Dalam suatu seminar, secara tidak sengaja
pembicara memberikanku pengeras suara dan menanyakan cita-citaku. Aku hanya
menjawab ‘penulis’ lalu dengan lantang sang pembicara menyuruhku menyebutkan
cita-cita yang lebih spesifik, “aku ingin menjadi penulis terkenal yang dapat
menginspirasi orang lain lewat tulisan-tulisanku,” seisi aula bertepuk tangan
dan mendoakanku. Mendapat kejadian (bukan) kebetulan seperti itu membuatku
seakan memiliki janji untuk benar-benar menjadikannya kenyataan.
Aku tiak memiliki banyak cara untuk
menjadi penulis terkenal karena menurutku semua itu memang pasti membutuhkan
waktu yang panjang sehingga yang aku lakukan hanya terus membuat cerpen untuk
aku kirimkan lomba. Belum ada satu diantara cerpenku yang berhasil, sedangkan
untuk membuat novel aku masih sulit menyelesaikannya karena sering menganggap
tulisanku kurang baik untuk ukuran sebuah novel. Sahabatku mengerti apa yang
aku rasakan tentang tulisanku dan berkata, “kenapa tulisanmu nggak langsung kamu
kirim saja ke penerbit? Coba aja”.
Ketika aku menemukan tentang
‘rasibook’ dari perlombaan artikel ini, aku menelusuri informasi melalui link http://www.rasibook.com/p/tentang-kami.html dan ternyata rasibook merupakan
penerbit yang membantu para penulis berkeinginan memulai karirnya untuk
menerbitkan bukunya secara self
publishing. Semangat menyelesaikan novel selama ini muncul dan tentunya
dengan terget dapat mengirim naskah ke rasibook. Keinginan sebagai apapun kita
kelak, aku yakin tidak pernah ada alasan untuk berhenti berusaha meraihnya.
Jika memang berhenti adalah pilihan berat yang terpaksa harus dipilih, maka
harus ada janji untuk bangkit dan memulainya kembali. Semangat untuk para pemimpi
dalam mengejar impian-impian kalian!!
Senin, 10 Februari 2014
Artikel : Indonesia Sebelum Saat Ini
Indonesia
didiami oleh banyak penduduk yang telah melewati berbagai zaman sebelum saat
ini. Keberadaan manusia di Indonesia memiliki urutan masa. Tapi sebelum
masa-masa perkembangan peradaban manusia di Indonesia berlangsung, kehidupan
manusia di muka bumi ini sudah terjadi. Sebelum ada kehidupan manusia, hanya
alam semesta inilah yang ada.
Manusia
diperkirakan mulai mendiami bumi ini pada Kala Pleistosen, sedangkan menurut
usia bumi Kala Pleistosen merupakan masa yang paling muda. Zaman Kala
Pleistosen atau Dilluvium berlangsung kira-kira antara 3.000.000 sampai 10.000
tahun yang lalu. Pada masa Kala Pleistosen, bagian barat Kepulauan Indonesia
yang sudah mulai stabil terhubung dengan daratan Asia Tenggara. Kepulauan
Indonesia bagian timur yang belum stabil seperti Pulau Papua dan sekitarnya
pernah terhubung dengan daratan Australia. Namun, ketika es dari Kutub Utara
mencair karena kenaikan suhu, lautan menenggelamkan daratan-daratan rendah yang
menjadikan wilayah Indonesia bagian barat terpisah kembali dengan wilayah Asia
daratan dan wilayah Indonesia Timur.
Perubahan-perubahan
yang terjadi di bumi mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia di Indonesia
yang akhirnya memunculkan teori dan penemuan tentang asal mula manusia purba di
Indonesia oleh seorang sarjana Belanda bernama Eugena Dubois. Ia menyatakan
bahwa manusia purba hidup di daerah tropis karena iklim di daerah tropis stabil
yang dibuktikan dengan penemuan fosil Pithecanthropus Erectus di daerah Trinil,
Ngawi, Jawa Timur.
Manusia
yang telah muncul mengalami perkembangan. Perkembangan tersebut dipengaruhi
oleh akal yang dimiliki oleh manusia. Dengan akal yang dimilikinya, manusia
mencoba memecahkan tantangan alam yang dihadapinya. Manusia dengan akal yang
dimilikinya, mencoba berpikir bagaimana memecahkan tantangan hidup yang
dihadapi yang disebabkan oleh kondisi alam. Manusia menghadapi tantangan
hidupnya dengan menciptakan peralatan hidup. Dari zaman ke zaman, peralatan
kehidupan manusia berkembang. Perkembangan itu terjadi, mulai dari yang
sederhana hingga yang kompleks. Peralatan-peralatan yang diciptakan manusia
merupakan hasil kebudayaannya.
Perkembangan
kehidupan manusia terjadi bukan hanya pada hubungan manusia dengan lingkungan
alam. Interaksi diantara sesama manusia mengalami perkembangan pula. Interaksi
ini terjadi disebabkan oleh adanya saling membutuhkan diantara individu
individu karena manusia merupakan makhluk sosial.
Perkembangan
kehidupan manusia di Indonesia juga terjadi dalam kehidupan sosial, ekonomi,
dan budaya. Kehidupan manusia di Indonesia yang dulu masih hidup secara
individual berkembang menjadi hidup secara berkelompok. Awalnya, manusia hidup
bergantung pada alam, cara yang mereka lakukan untuk mendapatkan makanan yaitu
dengan berburu dan mengumpulkan makanan. Karena mereka memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan berburu, hidup mereka berpindah-pindah (nomaden). Selanjutnya, manusia
mengalami perkembangan kehidupan, mereka memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan
bercocok tanam. Di masa bercocok tanam, interaksi antara manusia dengan manusia
sudah terjadi dan mengakibatkan mereka hidup tidak berpindah-pindah lagi
(menetap). Pada perkembangan yang selanjutnya, manusia sudah mengenal
pengolahan logam. Sedangkan kehidupan budaya berkembang bertahap sampai saat
ini kita dapat memanfaatkannya dengan lebih sempurna.
Kebudayaan
yang berkembang diantaranya adalah alat-alat yang digunakan dalam mencari
kebutuhan hidup. Di setiap zaman atau masa, alat-alat berkembang seperti
perkembangan alat yang terbuat dari batu berkembang sehingga manusia dapat
membuat alat dari logam.
Pada
zaman batu, manusia telah dapat membuat banyak benda dengan berbagai bentuk. Kebudayaan
pada zaman batu ialah kapak persegi (kapak berbentuk persegi panjang atau
trapezium), kapak lonjong (kapak yang penampangnya berbentuk lonjong), menhir
(tugu besar dibuat dari batu inti yang masih kasar), dolmen (sebuah batu besar
seperti meja, daun dan kakinya terbuat dari batu utuh yang dihaluskan), peti
kubur batu (bangunan berupa peti batu dengan empat buah papan batu atau lebih
dengan bentuk seperti peti mati zaman sekarang), pundek berundak (bangunan
pemujaan yang tersusun bertingkat-tingkat), dan lain-lain adalah contoh-contoh
kebudayaan yang terbuat dari batu. Itu menjadi bukti bahwa manusia pada zaman
batu telah berhasil menghasilkan kebudayaan walaupun itu hanya dari batu.
Perkembangan
selanjutnya pada zaman logam. Manusia mengembangkan kebudayaan mereka, mereka
telah dapat membuat benda-benda yang terbuat dari perunggu seperti bejana perunggu
berbentuk gitar spanyol tanpa tangkai, nekara (berumbung dari perunggu yang
berpinggang di bagian tengah dan sisi atapnya tertutup), kapak corong (bagian
atasnya berbentuk corong yang sembirnya belah), perhiasan (hiasan yang
ditemukan berupa gelang tangan, gelang kaki, cincin, kalung, dan bandul kalung),
dan arca-arca yang terbuat dari perunggu.
Selain
perkembangan kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya, sistem kepercayaan pada
masa pra-sejarah di Indonesia juga mengalami banyak perkembangan. Pada masa
berburu dan mengumpulkan makanan, sistem kepercayaan pada sesuatu yang luar
biasa atau kekuatan di luar kehendak manusia, tampaknya sudah ada. Pada masa
selanjutnya, kepercayaan baru sebatas adanya penguburan. Kepercayaan ini
peninggalan kepercayaan pada masa bercocok tanam dan perundagian.
Pengaruh
kebudayaan pada zaman pra-sejarah di
Indonesia diperkirakan memiliki hubungan dengan kebudayaan luar. Bukti yang
menunjukkan adanya hubungan tersebut dapat dilihat dari alat-alat yang
dihasilkan. Alat-alat yang dihasilakan memiliki persamaan dengan yang ada di
Indonesia. Kebudayaan luar yang memiliki kesamaan diantaranya yaitu kebudayaan
Dongson, Sahuyinh, dan India.
Perkembangan
kebudayaan zaman perungdagian dipengaruhi oleh kebudayaan Dongson. Kebudayaan
yang dipengaruhinya terutama alat-alat yang dibuat dari perunggu. Penemuan
kebudayaan Dongson pertama kali dilakukan oleh Payot. Pada tahun 1924, dia
mengadakan penggalian kuburan di Dongson (Vietnam).
Perkembangan
kebudayaan Sahuyinh berkaitan dengan pembuatan gerabah. Pembuatan gerabah pada
zaman perundagian masih dianggap penting, walaupun sudah berkembang teknik
penuangan logam.
Kebudayaan
India belum begitu menyebar luas di Indonesia pada masa pra-sejarah. Penyebaran
kebudayaan India secara meluas baru dimulai pada zaman sesudah pra-sejarah,
yaitu zaman Hindu-Budha. Diduga kebudayaan India berpengaruh pada zaman
pra-sejarah yaitu pada kebudayaan kapak lonjong.
Itu
semua adalah bukti bahwa proses perkembangan manusia dan peradabannya di
Indonesia sangatlah panjang. Termasuk pengaruh yang menjadikan Indonesia menjadi
seperti saat ini, sangat beragam baik dari dalam negeri maupun dari luar.
Mempelajari sejarah peradaban di Indonesia beserta perkembangannya akan membuat
kita menyadari betapa panjang proses yang telah terlewat sebelum Indonesia
menjadi seperti saat ini.
Sumber:
Tarunasena.
2009. Memahami Sejarah. Jakarta: Pusat Perbukua Departemen Pendidikan
Nasional Herimanto. 2009. Pembelajaran
Sejarah Interaktif. Surakarta: Platinum.
Senin, 27 Januari 2014
Review Movie : Hotel Transylvania
A Monster 3D film produced by ‘Michelle Murdocca’ was released in 2012. Genndy Tartakousky directs the film to be a simple one. This movie tells about a Dracula (Adam Sandler) who built a hotel to protect his daughter, Mavis (Selena Gomez) from humans. Beside that, we can see a part showing love between monster and human.
The story began from a little baby dracula who hadn’t mother, Mavis, just live with her father, Dracula. Her mother died because of a tragedy with humans that burned her family. That’s why Dracula very protective with Mavis, he didn’t want lose his daughter liked his wife. So, he built a hotel, special hotel for monsters only. Mavis forbidden to meet humans even when Mavis had been 118 years old. The Dracula lied to his daughter a fact about a humans village. He said that humans were cruel to monsters. But, Jhonnatan (a human) felt curious with the human village then he came to hotel transylvania and got ‘zing’, love in the first sight, happened between Jhonnatan and Mavis.
The love story was unique until Jhonny was known was a real human. He was forced to say that he hate monsters forever and then he went out from hotel. It made Mavis sad and felt she just got ‘zing’ with Jhonny but not on the contrary. Dracula had the heart with Mavis and finally, he looked for Jhonny and taok him to Mavis for present in Mavis’s birthday.
Hotel transylvania is an amuse 3D movie about monsters. A plot keeps interest. You feel sympathy with Mavis that hasn’t mother and you can take the message of the power of love. Love when ‘zing’ comes and love between father and daughter. That the most scary thing is not about lost someone who we love, but know she/he sad, especially because of us.
The story began from a little baby dracula who hadn’t mother, Mavis, just live with her father, Dracula. Her mother died because of a tragedy with humans that burned her family. That’s why Dracula very protective with Mavis, he didn’t want lose his daughter liked his wife. So, he built a hotel, special hotel for monsters only. Mavis forbidden to meet humans even when Mavis had been 118 years old. The Dracula lied to his daughter a fact about a humans village. He said that humans were cruel to monsters. But, Jhonnatan (a human) felt curious with the human village then he came to hotel transylvania and got ‘zing’, love in the first sight, happened between Jhonnatan and Mavis.
The love story was unique until Jhonny was known was a real human. He was forced to say that he hate monsters forever and then he went out from hotel. It made Mavis sad and felt she just got ‘zing’ with Jhonny but not on the contrary. Dracula had the heart with Mavis and finally, he looked for Jhonny and taok him to Mavis for present in Mavis’s birthday.
Hotel transylvania is an amuse 3D movie about monsters. A plot keeps interest. You feel sympathy with Mavis that hasn’t mother and you can take the message of the power of love. Love when ‘zing’ comes and love between father and daughter. That the most scary thing is not about lost someone who we love, but know she/he sad, especially because of us.
Cerpen : Akhir Cerita
Masih sangat hangat dalam ingatan Rani tentang kata-kata yang sampai saat ini memotivasinya untuk tetap bertahan dalam rasa penasarannya kepada akhir cerita hidupnya. Leny berkata “ini semua adalah proses pendewasaan diri”. Sebenarnya Rani tidak begitu paham makna kalimat dari sahabat imutnya itu. ‘Bagian mana dari cerita ini yang bisa menjadikanku dewasa? Bagaimana bisa ini semua menjadi proses pendewasaan?’ Rani hanya membiarkan pertanyaan-pertanyaan di benaknya melayang bebas.
Seiring Rani membiarkan waktu kosongnya secara tidak ia sadari terbuang untuk merenungi cerita hidupnya. Tidak jarang pula tetesan air matanya membasahi pipi halusnya. Sampai saat ini ia belum mengerti mengapa kedua sahabatnya menjauhinya, melemparkan tatapan tak ramah padanya, bahkan untuk bertegur sapa pun tidak mau.
Dulu Rani begitu senang melewati waktu bersama Desi dan Safa. Tak terlihat raut wajah sedih ketika Rani bersama Desi dan Safa. Mereka bertiga selalu menyelesaikan masalah mereka bersama-sama. Seperti waktu Safa menangis tersedu-sedu karena putus dengan pacar pertamanya yang selingkuh di depan matanya sendiri.
“Safa, kita memang belum waktunya berperang perasaan perihal cinta kepada lawan jenis kita. Seharusnya kamu biarkan rasa suka itu tumbuh sampai ada kepastian bahwa ia yang terbaik untukmu, jangan buru-buru memutuskan untuk pacaran…” kata Rani menenangkan Safa yang tak dapat menghentikan deraian air matanya.
“Aku baru sadar, cowok bukan segalanya…” Safa mengusap air matanya lalu merangkul Rani dan Desi “Makasih karena kalian mau jadi sandaranku saat aku sedih..” Rani dan Desi saling menatap lalu tersenyum sambil mempererat pelukan mereka dengan Safa.
Tidak pernah mereka merasa kesepian karena mereka saling mengisi kekosongan satu sama lain. Bagaimanapun juga mereka selalu berusaha ada ketika salah satu diantara mereka membutuhkan.
“Des, kok kamu belum datang?” Safa dan Rani yang telah menunggu lama kedatangan Desi di bioskop memutuskan untuk menelfon Desi, mereka janjian untuk nonton sore itu.
“ Maaf, nenekku baru saja masuk rumah sakit. Aku nggak bisa nonton bereng kalian sore ini, aku harus menjaga nenekku disini..” jawab Desi. Mendengar jawaban Desi, sekejap Rani dan Safa membatalkan rencana nonton lalu segera mendatangi Desi yang berada di rumah sakit menjaga neneknya.
Bahkan mereka menangis bersama di suatu sore ketika mereka tak kuat menahan gertakan dari beberapa anak yang menganggap bahwa kedekatan mereka bertiga mengganggu teman-teman yang lain. Memang mereka bertiga sering terlihat bersama setiap saat, mereka juga sering pergi bertiga hanya untuk sekedar melepas beban masalah di pundak mereka. Banyak teman-teman menganggap mereka bertiga tidak kenal sekeliling, hanya bertiga dan tidak pernah dengan yang lain. Semua itu diamati baik-baik oleh Leny, teman sebangku Rani yang cukup dekat dengan Rani dan sudah Rani anggap sebagai sahabatnya. “Jangan punya hubungan yang terlalu dekat jika kamu dan dua sahabatmu itu tidak ingin merasakan betapa pahitnya perpisahan…” Leny pernah memperingatkan Rani.
Sampai pada suatu pagi, dengan wajah murung Rani masuk ke kelas. Beberapa hari memang Rani sedikit menutup diri, wajahnya lebih sering terlihat pucat karena tengah memikul beban yang berat bahkan untuk sekedar diceritakan pada Desi dan Safa.
“Ada apa denganmu, Ran?” Tanya Leny halus. Tapi Rani hanya menggelengkan kepala.
Begitu juga dengan Safa dan Desi. Ketika Safa dan Desi mencoba berbicara dengan Rani, Rani tidak mau menjelaskan titik permasalahannya. Rani menutupi sesuatu, ia berusaha mengembalikan senyumnya agar tak banyak temannya bertanya tentang keadaan dirinya. Ia belum siap untuk menceritakan masalahnya pada siapapun.
Tapi, ketika Rani berhasil menghias wajahnya dengan senyum cerianya, justru perlahan Desi dan Safa tampak menjauhi Rani. Ketika Rani sudah siap menceritakan masalahnya pada Desi dan Safa, mereka justru melemparkan tatapan tak ramah dan senyum yang terpaksa. Rani tidak paham mengapa sikap mereka tiba-tiba saja berubah. Akhirnya Rani menceritakan masalahnya pada Leny, tapi Rani melarang Leny untuk menceritakannya pada siapaun termasuk Desi dan Safa. “Biar aku yang menceritakan semua ini pada Safa dan Desi, jangan dahului aku becerita. Aku yakin kamu bisa menjaga rahasia ini Len..” pesan Rani setelah selesai bercerita.
Semakin hari suasana semakin tidak enak, Desi dan Safa benar-benar jauh dengan Rani. Mereka sibuk bercanda dengan yang lain tapi tidak dengan Rani. Rani semakin merasa tidak nyaman, tapi ia berusaha tetap biasa seperti tidak ada hal yang aneh pada sikap kedua sahabatnya itu. Padahal, Rani sering meneteskan air matanya untuk Safa dan Desi yang kini tak lagi dekat dengannya. “sabarlah Ran, ini semua adalah proses pendewasaan diri..” tegur Leny yang mendapati teman sebangkunya itu menangis di pojokan kelas sepulang sekolah sambil memandangi foto-foto ketika ia masih sangat dekat dengan Desi dan Safa.
Berbulan bulan sudah Rani membiarkan keadaan tak enak itu begitu saja sampai akhirnya pada suatu pagi Rani tak masuk sekolah. Lalu secara tiba-tiba ketua kelas berbicara di depan kelas, memberitahu seluruh anggota kelas bahwa Rani keluar dari sekolah atas dasar kemauannya sendiri. Menanggapi hal itu, Desi dan Safa hanya saling bertatapan mata tanpa tahu apa yang semestinya mereka lakukan.
Sepulang sekolah, Leny mengajak Safa dan Desi pergi tanpa mau menyebutkan tujuan akan pergi kemana. Awalnya Desi dan Safa tidak mau karena mereka punya rencana pergi ke rumah Rani untuk meminta maaf atas sikap mereka yang sempat berubah. Tapi, dengan paksaan keras, Leny berhasil membuat Safa dan Desi menyetujui untuk ikut dengannya. Leny mengajak Safa dan Desi ke sebuah rumah sakit tanpa mengatakan alasannya. Leny membawa Desi dan Safa masuk ke sebuah ruangan yang ramai dengan suara tangisan.
“Ada apa Len?” Safa dan Desi kaget melihat orang tua dan adik Rani ikut menangis di tengah beberapa orang lain.
Leny tetap diam, ia mengajak Desi dan Safa mendekat ke tempat tidur lalu membuka selimut yang menutup seluruh tubuh seseorang dibaliknya. Safa dan Desi hanya diam sambil perlahan meneteskan air mata mereka ketika mengetahui bahwa seseorang dibalik selimut itu adalah Rani. Disaat itu, Leny memberikan sebuah amplop berisi surat dari Rani yang sudah lama ingin Rani berikan kepada Desi dan Safa.
Untuk sahabat terbaikku, Desi dan Safa.
Assalamu’alaikum kawan,,
Aku minta maaf kepada kalian, mungkin aku belum bisa menjadi sahabat yang baik bagi kalian tapi yakinlah bahwa walau bagaimanapun aku senang pernah dekat dengan kalian. Aku juga ingin megucapkan terima kasih karena kalian mau menjadi sahabatku dan kalian pernah membuatku bahagia, kalian adalah dua orang yang membuatku tetap ingin bertahan dalam penyakit yang akan memakan umurku. Aku hanya ingin suasana seperti sekarang ini cepat berakhir, aku kangen pelukan hangat kalian yang menenangkan hatiku ketika hatiku penuh dengan kegalauan…aku tidak ingin sampai di akhir hidupku, kita tetap tak bertegur sapa… tapi aku tidak berharap banyak,, jika kalian membutuhkanku, datanglah padaku tapi jika kalian telah menemukan teman yang lebih baik dariku, aku mohon tinggalkanlah aku..
Wassalamu’alaikum
Salam kangen, Rani
Desi menutup kertas surat itu dan memeluk Safa erat-erat. Mereka menangis menyesal kerena pernah menjauhi Rani.
“Satu hal lagi yang perlu kalian ketahui, Rani tiada bukan sepenuhnya karena penyakitnya. Ia diambil lebih cepat oleh yang Maha Kuasa tadi pagi setelah kecelakaan..” jelas Leny sambil perlahan menutup kembali selimut yang menutupi Rani.
“Sebentar Len, biarkan kami meminta permohonan maaf terakhir pada Rani” Desi menahan gerakan tangan Leny ketika menutup Rani dengan selimut.
Satu per satu Desi dan Safa membisikkan kata maaf paling tulus dari hati mereka pada Rani lalu mencium kening sahabatnya yang telah tiada itu sebelum Leny melanjutkan untuk menutup selimut Rani. Rani masih belum mengetahui akhir ceritanya, padahal kini ia tak dapat lagi membuka matanya. Sampai nafas terakhirnya berhembus, Rani tidak tahu alasan Desi dan Safa menjauhinya.
Langganan:
Postingan (Atom)