Indonesia
didiami oleh banyak penduduk yang telah melewati berbagai zaman sebelum saat
ini. Keberadaan manusia di Indonesia memiliki urutan masa. Tapi sebelum
masa-masa perkembangan peradaban manusia di Indonesia berlangsung, kehidupan
manusia di muka bumi ini sudah terjadi. Sebelum ada kehidupan manusia, hanya
alam semesta inilah yang ada.
Manusia
diperkirakan mulai mendiami bumi ini pada Kala Pleistosen, sedangkan menurut
usia bumi Kala Pleistosen merupakan masa yang paling muda. Zaman Kala
Pleistosen atau Dilluvium berlangsung kira-kira antara 3.000.000 sampai 10.000
tahun yang lalu. Pada masa Kala Pleistosen, bagian barat Kepulauan Indonesia
yang sudah mulai stabil terhubung dengan daratan Asia Tenggara. Kepulauan
Indonesia bagian timur yang belum stabil seperti Pulau Papua dan sekitarnya
pernah terhubung dengan daratan Australia. Namun, ketika es dari Kutub Utara
mencair karena kenaikan suhu, lautan menenggelamkan daratan-daratan rendah yang
menjadikan wilayah Indonesia bagian barat terpisah kembali dengan wilayah Asia
daratan dan wilayah Indonesia Timur.
Perubahan-perubahan
yang terjadi di bumi mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia di Indonesia
yang akhirnya memunculkan teori dan penemuan tentang asal mula manusia purba di
Indonesia oleh seorang sarjana Belanda bernama Eugena Dubois. Ia menyatakan
bahwa manusia purba hidup di daerah tropis karena iklim di daerah tropis stabil
yang dibuktikan dengan penemuan fosil Pithecanthropus Erectus di daerah Trinil,
Ngawi, Jawa Timur.
Manusia
yang telah muncul mengalami perkembangan. Perkembangan tersebut dipengaruhi
oleh akal yang dimiliki oleh manusia. Dengan akal yang dimilikinya, manusia
mencoba memecahkan tantangan alam yang dihadapinya. Manusia dengan akal yang
dimilikinya, mencoba berpikir bagaimana memecahkan tantangan hidup yang
dihadapi yang disebabkan oleh kondisi alam. Manusia menghadapi tantangan
hidupnya dengan menciptakan peralatan hidup. Dari zaman ke zaman, peralatan
kehidupan manusia berkembang. Perkembangan itu terjadi, mulai dari yang
sederhana hingga yang kompleks. Peralatan-peralatan yang diciptakan manusia
merupakan hasil kebudayaannya.
Perkembangan
kehidupan manusia terjadi bukan hanya pada hubungan manusia dengan lingkungan
alam. Interaksi diantara sesama manusia mengalami perkembangan pula. Interaksi
ini terjadi disebabkan oleh adanya saling membutuhkan diantara individu
individu karena manusia merupakan makhluk sosial.
Perkembangan
kehidupan manusia di Indonesia juga terjadi dalam kehidupan sosial, ekonomi,
dan budaya. Kehidupan manusia di Indonesia yang dulu masih hidup secara
individual berkembang menjadi hidup secara berkelompok. Awalnya, manusia hidup
bergantung pada alam, cara yang mereka lakukan untuk mendapatkan makanan yaitu
dengan berburu dan mengumpulkan makanan. Karena mereka memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan berburu, hidup mereka berpindah-pindah (nomaden). Selanjutnya, manusia
mengalami perkembangan kehidupan, mereka memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan
bercocok tanam. Di masa bercocok tanam, interaksi antara manusia dengan manusia
sudah terjadi dan mengakibatkan mereka hidup tidak berpindah-pindah lagi
(menetap). Pada perkembangan yang selanjutnya, manusia sudah mengenal
pengolahan logam. Sedangkan kehidupan budaya berkembang bertahap sampai saat
ini kita dapat memanfaatkannya dengan lebih sempurna.
Kebudayaan
yang berkembang diantaranya adalah alat-alat yang digunakan dalam mencari
kebutuhan hidup. Di setiap zaman atau masa, alat-alat berkembang seperti
perkembangan alat yang terbuat dari batu berkembang sehingga manusia dapat
membuat alat dari logam.
Pada
zaman batu, manusia telah dapat membuat banyak benda dengan berbagai bentuk. Kebudayaan
pada zaman batu ialah kapak persegi (kapak berbentuk persegi panjang atau
trapezium), kapak lonjong (kapak yang penampangnya berbentuk lonjong), menhir
(tugu besar dibuat dari batu inti yang masih kasar), dolmen (sebuah batu besar
seperti meja, daun dan kakinya terbuat dari batu utuh yang dihaluskan), peti
kubur batu (bangunan berupa peti batu dengan empat buah papan batu atau lebih
dengan bentuk seperti peti mati zaman sekarang), pundek berundak (bangunan
pemujaan yang tersusun bertingkat-tingkat), dan lain-lain adalah contoh-contoh
kebudayaan yang terbuat dari batu. Itu menjadi bukti bahwa manusia pada zaman
batu telah berhasil menghasilkan kebudayaan walaupun itu hanya dari batu.
Perkembangan
selanjutnya pada zaman logam. Manusia mengembangkan kebudayaan mereka, mereka
telah dapat membuat benda-benda yang terbuat dari perunggu seperti bejana perunggu
berbentuk gitar spanyol tanpa tangkai, nekara (berumbung dari perunggu yang
berpinggang di bagian tengah dan sisi atapnya tertutup), kapak corong (bagian
atasnya berbentuk corong yang sembirnya belah), perhiasan (hiasan yang
ditemukan berupa gelang tangan, gelang kaki, cincin, kalung, dan bandul kalung),
dan arca-arca yang terbuat dari perunggu.
Selain
perkembangan kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya, sistem kepercayaan pada
masa pra-sejarah di Indonesia juga mengalami banyak perkembangan. Pada masa
berburu dan mengumpulkan makanan, sistem kepercayaan pada sesuatu yang luar
biasa atau kekuatan di luar kehendak manusia, tampaknya sudah ada. Pada masa
selanjutnya, kepercayaan baru sebatas adanya penguburan. Kepercayaan ini
peninggalan kepercayaan pada masa bercocok tanam dan perundagian.
Pengaruh
kebudayaan pada zaman pra-sejarah di
Indonesia diperkirakan memiliki hubungan dengan kebudayaan luar. Bukti yang
menunjukkan adanya hubungan tersebut dapat dilihat dari alat-alat yang
dihasilkan. Alat-alat yang dihasilakan memiliki persamaan dengan yang ada di
Indonesia. Kebudayaan luar yang memiliki kesamaan diantaranya yaitu kebudayaan
Dongson, Sahuyinh, dan India.
Perkembangan
kebudayaan zaman perungdagian dipengaruhi oleh kebudayaan Dongson. Kebudayaan
yang dipengaruhinya terutama alat-alat yang dibuat dari perunggu. Penemuan
kebudayaan Dongson pertama kali dilakukan oleh Payot. Pada tahun 1924, dia
mengadakan penggalian kuburan di Dongson (Vietnam).
Perkembangan
kebudayaan Sahuyinh berkaitan dengan pembuatan gerabah. Pembuatan gerabah pada
zaman perundagian masih dianggap penting, walaupun sudah berkembang teknik
penuangan logam.
Kebudayaan
India belum begitu menyebar luas di Indonesia pada masa pra-sejarah. Penyebaran
kebudayaan India secara meluas baru dimulai pada zaman sesudah pra-sejarah,
yaitu zaman Hindu-Budha. Diduga kebudayaan India berpengaruh pada zaman
pra-sejarah yaitu pada kebudayaan kapak lonjong.
Itu
semua adalah bukti bahwa proses perkembangan manusia dan peradabannya di
Indonesia sangatlah panjang. Termasuk pengaruh yang menjadikan Indonesia menjadi
seperti saat ini, sangat beragam baik dari dalam negeri maupun dari luar.
Mempelajari sejarah peradaban di Indonesia beserta perkembangannya akan membuat
kita menyadari betapa panjang proses yang telah terlewat sebelum Indonesia
menjadi seperti saat ini.
Sumber:
Tarunasena.
2009. Memahami Sejarah. Jakarta: Pusat Perbukua Departemen Pendidikan
Nasional Herimanto. 2009. Pembelajaran
Sejarah Interaktif. Surakarta: Platinum.